KAMPUNG NAGA
Kampung Naga terletak di sebuah lembah yang subur. Berada pada ketinggian
+ 1.200 m. dapl., di pinggiran Sungai Ciwulan yang mata airny a bersumber dari
Gunung Cikuray.
Secara administratif, Kampung Naga termasuk ke dalam wilayah
Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.
Untuk sampai ke Kampung Naga , perjalanan dapat ditempuh langsung dari
Bandung atau transit di Garut, sejauh lebih kurang 106 km dari Bandung atau sekitar
26 km dari kota Garut, tepat di Kampung Rancak (Salawu). Selain itu, dapat pula
Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.
Untuk sampai ke Kampung Naga , perjalanan dapat ditempuh langsung dari
Bandung atau transit di Garut, sejauh lebih kurang 106 km dari Bandung atau sekitar
26 km dari kota Garut, tepat di Kampung Rancak (Salawu). Selain itu, dapat pula
ditempuh melalui rute Tasikmal aya -
Garut, dengan jarak tempuh sek itar 30
km. hingga ke Kampung Rancak
(Salawu) tadi. Di kampung inilah Dinas
Pariwisata Tasikmalaya mendiri kan
gapura selamat datang, lahan p arkir
wisatawan, dan pusat informasi wisata,
Garut, dengan jarak tempuh sek itar 30
km. hingga ke Kampung Rancak
(Salawu) tadi. Di kampung inilah Dinas
Pariwisata Tasikmalaya mendiri kan
gapura selamat datang, lahan p arkir
wisatawan, dan pusat informasi wisata,
serta sejumlah bangunan tambahan.
Lalu melalui tangga di sisi barat area
ini, pengunjung meneruskan per jalanan
menuju Kampung Naga sejauh sekitar 800 -
900 meter lag i dengan berjalan kaki .
Pertama-tama menuruni jalan kecil yang
berbelok-belok hingga ke tepian Sungai
Ciwulan. Jalan kecil ini merupakan jalanan
Lalu melalui tangga di sisi barat area
ini, pengunjung meneruskan per jalanan
menuju Kampung Naga sejauh sekitar 800 -
900 meter lag i dengan berjalan kaki .
Pertama-tama menuruni jalan kecil yang
berbelok-belok hingga ke tepian Sungai
Ciwulan. Jalan kecil ini merupakan jalanan
semen yang dibuat berundak dengan anak tangga (Sunda: sengked) sebanyak 335
buah anak tangga dengan kemiringan + 450
. Kemudian melalui sebuah jembatan dari
buah anak tangga dengan kemiringan + 450
. Kemudian melalui sebuah jembatan dari
anyaman bambu menyeberangi sun gai dan kembali menyusuri tepi an Sungai
Ciwulan hingga ke bagian depan kampung.
Ciwulan hingga ke bagian depan kampung.
Mata pencaharian utama penduduk Kampung
Naga adalah bertani sistem tadah hujan atau irigasi
dari air pegunungan. Lahan pertanian masih diolah
dengan cara dan peralatan tradisional, dicangkul,
diguru, diwaluku, dan lain-lain. Sebagai penyubur,
umumnya digunakan pupuk kandang.
Selain bertani padi , dewasa ini sebagian
besar penduduk juga lebih mene kuni produksi
Naga adalah bertani sistem tadah hujan atau irigasi
dari air pegunungan. Lahan pertanian masih diolah
dengan cara dan peralatan tradisional, dicangkul,
diguru, diwaluku, dan lain-lain. Sebagai penyubur,
umumnya digunakan pupuk kandang.
Selain bertani padi , dewasa ini sebagian
besar penduduk juga lebih mene kuni produksi
barang handicrafts, terutama karena semakin tingginya arus wisatawan mancanegara
yang berkunjung ke perkampunga n
mereka. Barang-barang tersebut antara
lain anyaman udang-udangan, tas tangan
dan barang -barang kebutuhan lokal
lainnya, seperti bakul (boboko), kukusan
(aseupan), kipas, tampah ( nyiru), dan
lain-lain.
Pola pemukiman Kampung Naga
merupakan pola mengelompok yan g disesuaikan dengan keadaan t anah yang ada
dengan sebuah lahan kosong ( lapang) di tengah -tengah kampung . Pola
perkampungan seperti Kampung Naga bisa jadi merupakan prototype dari pola
perkampungan masyarakat Sunda, walaupun di sana sini terjadi perubahan. Adanya
kolam, leuit, pancuran, saung lisung, rumah kuncen, bale, rumah suci, dan
mereka. Barang-barang tersebut antara
lain anyaman udang-udangan, tas tangan
dan barang -barang kebutuhan lokal
lainnya, seperti bakul (boboko), kukusan
(aseupan), kipas, tampah ( nyiru), dan
lain-lain.
Pola pemukiman Kampung Naga
merupakan pola mengelompok yan g disesuaikan dengan keadaan t anah yang ada
dengan sebuah lahan kosong ( lapang) di tengah -tengah kampung . Pola
perkampungan seperti Kampung Naga bisa jadi merupakan prototype dari pola
perkampungan masyarakat Sunda, walaupun di sana sini terjadi perubahan. Adanya
kolam, leuit, pancuran, saung lisung, rumah kuncen, bale, rumah suci, dan
sebagainya, menunjukkan ciri-ciri pola perkampungan Sunda.
SEKIAN DULU YAH WARTANYA,,NGANTUK
DAN INI GAMBAR2 YANG SEJUK NAN NYAMAN AMAN TENTRAM